Haruskah Orang Kristen Berbahasa Roh?

1 Korintus 12:1-11

Mengapa ada gereja yang meminta seluruh anggota jemaatnya mempelajari bahasa roh? Benarkah bahasa roh dapat dipelajari dan menandai kedewasaan rohani orang Kristen, bukankah bahasa roh adalah pemberian Roh Kudus? Pertanyaan seperti di atas membingung-kan banyak orang Kristen dan mungkin menjadi pertanyaan Anda juga.
Banyak anggota jemaat Korintus yang memiliki karunia Roh. Akan tetapi, muncul masalah karena karunia Roh itu membuat banyak anggota jemaat yang menyombongkan diri. Rasul Paulus mengajarkan bahwa karunia Roh yang diterima setiap orang percaya itu berbeda-beda satu dengan yang lain dan tidak perlu diseragamkan (12:11). Penegasan tentang keberbagaian karunia diulang kembali dalam 12:29-30. Tujuan pemberian karunia Roh adalah untuk kepentingan bersama, bukan untuk menandai status lebih dewasa rohani (12:7). Karunia yang tampak spektakuler—menyembuhkan, melakukan mujizat, bahasa roh—disejajarkan dengan karunia yang tampak biasa—berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, 12:7-10. Menurut Rasul Paulus, kasih lebih utama daripada karunia bahasa roh (13:1,8).
Perkataan ‚bahasa roh‛—berasal dari bahasa Yunani Glossa—lebih tepat bila diterjemahkan sebagai ‚bahasa lidah‛. Rasul Paulus menjelaskan bahwa bahasa lidah yang tidak dapat dimengerti itu tidak berguna (14:9). Dalam pertemuan jemaat, lebih baik lima kata yang dapat dimengerti daripada ribuan kata dalam bahasa lidah (14:18-19). Bahasa lidah—tanpa penafsiran—yang diucapkan seluruh jemaat secara bersama-sama bisa menjadi batu sandungan bagi orang tidak beriman (14:23). Karena Tuhan menghendaki damai sejahtera—bukan kekacau-an—dalam ibadah, Rasul Paulus pun memberi arahan penggunaan bahasa lidah dalam pertemuan jemaat (14:26-28).
Apakah bahasa lidah harus dimiliki semua orang? Tidak! Setiap orang Kristen memperoleh karunia khusus dari Roh Kudus, yang umumnya berbeda dengan yang diterima orang Kristen yang lain. Bahasa lidah dan semua karunia Roh yang lain bukanlah tanda kedewasaan rohani bagi orang Kristen. Kasih dan buah Roh lebih utama dari karunia Roh (bandingkan dengan 13:1-3; Galatia 5:22-23). Banyak sekali ‛bahasa roh‛ palsu di sekeliling kita. Hal ini jelas karena sering kali bahasa roh yang dipakai di berbagai tempat adalah pengulangan kata-kata yang hampir sama, yang bisa dipelajari atau dilatih. [FL]

Memunculkan Buah Roh

Galatia 5:16-26

Dampak kehadiran Allah Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya bukan hanya menguatkan orang percaya dalam menjalani hidup, tetapi juga memampukan orang percaya menghasilkan buah Roh—yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri—dalam kehidupannya (5:22-23). Dari rincian buah Roh di atas, manakah bagian yang Anda rasa paling kuat muncul dalam diri Anda saat ini? Manakah bagian yang Anda anggap paling lemah, yang paling jarang terlihat dalam diri Anda saat ini? Apa yang menghambat munculnya buah Roh dalam hidup Anda? Apakah ada luka-luka masa lalu yang menghambat pertumbuhan buah Roh dalam diri Anda? Apakah masih ada keinginan daging yang menguasai diri Anda saat ini? Rasul Paulus menjelaskan, ‚Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.‛ (5:19-21a) Buah Roh hanya akan muncul jika kita memberi diri kita untuk dipimpin oleh Roh, sebab keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
Selain memunculkan buah Roh dalam kehidupan orang percaya, Allah Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh kepada orang percaya seperti yang dikehendaki-Nya (1 Korintus 12:11). Rupa-rupa karunia Roh untuk melayani diberikan oleh Allah Roh Kudus untuk kepentingan bersama membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:7). Allah Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan orang percaya akan memper-lengkapi orang percaya untuk melayani. Saat ini, apakah Anda terlibat dalam pelayanan? Sudahkah Anda mengenal dan memahami karunia rohani yang Tuhan karuniakan kepada diri Anda? Jika Anda belum mengenali karunia yang Anda miliki, tautan http://glorianet.org/pptlib/smb/karuniaroh.php akan menolong Anda mengenali karunia Roh yang Anda miliki. Gereja Tuhan adalah tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepala Gereja. Di gereja, seharusnya setiap orang percaya saling melayani untuk membangun tubuh Kristus. Akan tetapi, harus diakui bahwa semua gereja memiliki kekurangan/kelemahan, tidak ada yang sempurna. Namun, apakah kita mau ikut menutupi kekurangan atau kita hanya menjadi penonton, bahkan menjadi komentator yang selalu mencela orang lain? Marilah kita bersama-sama melayani Tuhan. [FL]

Meyakinkan Kita Sebagai Anak Allah

Efesus 3:14-21

Dalam Surat Efesus, terdapat dua doa pribadi Rasul Paulus. Doa pertama (1:15-23) muncul dari rasa syukur atas pertumbuhan iman jemaat. Doa kedua (3:14-21) dipanjatkan saat dia berharap agar jemaat tidak tawar hati melihat kesesakannya (3:13). Dalam doa kedua, dia memohon agar iman jemaat terus dapat berakar di dalam Kristus. Secara khusus, dalam 3:16, dia berdoa agar Allah yang penuh kemuliaan menguatkan jemaat melalui Roh yang ada di dalam batin setiap anggota jemaat. Kata ‚menguatkan‛ dalam ayat ini berasal dari kata Yunani Krataioo. Dalam Perjanjian Baru, kata ini dipakai empat kali—Tiga kali berkaitan dengan kekuatan fisik (3:16; 1 Korintus 16:13; Lukas 2:40) dan sekali berkaitan dengan kekuatan rohani (Lukas 1:80). Melalui Efesus 3:16, kita belajar bahwa Allah Roh Kudus yang tinggal di dalam batin setiap orang percaya akan menguatkan—baik secara fisik maupun secara rohani—setiap anak-anak-Nya untuk tetap dapat mengalami kehadiran dan kasih Kristus (3:17).
Karya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya terlihat dalam Roma 8:16 yang menyebutkan bahwa Allah Roh Kudus terus menyertai roh orang percaya dan membangkitkan keyakinan bahwa status orang-orang percaya adalah sebagai anak-anak Allah. Kapan Anda menjadi orang percaya yang lemah? Apakah Anda lemah saat jatuh dalam dosa? Apakah Anda lemah saat Anda menderita atau saat Anda sakit? Apakah Anda lemah saat Anda mengalami kepahitan karena disakiti oleh orang yang Anda kasihi? Bagaimanapun keadaan Anda saat ini, Tuhan mengingatkan bahwa Ia akan terus-menerus menguatkan Anda, baik secara fisik maupun secara rohani. Allah Roh Kudus akan terus-menerus bersaksi bersama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Inilah salah satu keistimewaan iman Kristen dibandingkan dengan agama-agama lain dalam hal relasi antara Allah dengan umat-Nya. Gambaran tentang Allah sebagai Bapa dan umat sebagai anak-anak-Nya menggambarkan hubungan yang sangat dekat. Seperti apa pun keadaan seorang anak—baik atau tidak baik, sehat atau sakit—Allah adalah Bapa yang baik yang akan tetap membuka tangan-Nya bagi anak-anak-Nya yang mau datang kepada-Nya. Jika saat ini Anda sedang lemah, datanglah kepada Allah Bapa kita. Dari lubuk hati kita, marilah kita berkata seperti bunyi lirik sebuah lagu, ‚Ku tahu Bapa p’liharaku, Ia baik, Ia baik.‛ [FL]

Ia Setia Setiap Saat

Roma 8:18-30

Saat kita menderita, Allah Roh Kudus tidak berpangku tangan. Ia setia membantu kita. Saat kita menderita dan merasa sedih, saat kita sulit datang kepada Allah karena dosa yang kita lakukan membuat kita merasa tidak layak, saat kita gagal dalam studi, usaha, atau rumah tangga, saat kita tidak dapat berkata-kata kepada Allah dalam doa karena kesedihan yang kita rasakan, bahkan saat kita mengalami kesulitan hidup yang tak terucapkan, Allah Roh Kudus senantiasa bersama kita, bahkan berdoa untuk kita di hadapan Allah. Bila Anda sedang menderita, sedih atau berdukacita karena dosa yang Anda lakukan, datanglah kepada Allah untuk duduk hening dan diam bersama Dia. Yakinilah bahwa Allah Roh Kudus sedang mendoakan segala kesulitan hidup yang Anda alami saat ini (8:26) dan bahwa Allah akan memberi kekuatan kepada Anda.
Allah Roh Kudus senantiasa ingin menuntun hidup kita, baik saat kita memerlukan tuntunan dalam melayani, dalam memahami arah hidup di masa depan, dan dalam mengambil keputusan. Allah Roh Kudus yang telah menuntun Filipus menceritakan Injil Yesus Kristus kepada sida-sida Etiopia serta yang telah menuntun Rasul Petrus saat ia memikirkan penglihatan yang ia terima dari Allah (Kisah Para Rasul 8:29; 10:19-20) akan senantiasa menuntun umat-Nya yang menantikan tuntunan-Nya. Apakah saat ini Anda sedang menantikan tuntunan Allah dalam hidup Anda? Jika Anda sungguh-sungguh ingin memahami kehendak Allah, Anda harus menjalin relasi dengan Allah. Sebagaimana kita dapat mengenali apa yang disukai atau tidak disukai orang tua kita karena kita hidup bersama-sama dengan mereka, demikian pula kita harus menjalin relasi dengan Allah melalui firman-Nya agar dapat mengenali tuntunan-Nya. Apakah Anda telah menjalin relasi dengan Allah saat ini?
Allah Roh Kudus juga memampukan kita untuk menyembah Allah, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama. Kita dapat beribadah karena Roh Allah memampukan kita (Filipi 3:3). Sering kali, ibadah kita bisa terasa kering. Kita tidak mendapat apa-apa karena kita menjalankan ibadah tanpa kebergantungan kepada Allah. Saat beribadah, Apakah Anda sungguh-sungguh bergantung kepada Allah Roh Kudus? Sebaliknya, apakah Anda datang beribadah seadanya tanpa mempersiapkan diri untuk dituntun oleh Allah Roh Kudus, bahkan terburu-buru dan terlambat? [FL]

Mendiami Orang Percaya

Yohanes 14:15-24

Dalam Yohanes 14:16, Tuhan Yesus berkata, ‚Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.‛ Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, kata ‚menyertai‛ ini diterjemahkan sebagai ‚tinggal bersama‛. Jadi, ayat di atas memperlihatkan adanya karya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya, yaitu tinggal/mendiami orang percaya. Allah Roh Kudus itulah yang mencurahkan kasih Allah di dalam hati kita (Roma 5:5), melahirbarukan orang percaya (Yohanes 3:5), membaptiskan orang percaya (1 Korintus 12:13), serta memeteraikan orang percaya sebagai jaminan keselamatan (Efesus 4:30). Kata ‚memeteraikan‛ adalah terjemahan kata Yunani Sphragizo yang dapat berarti ‚mengamankan‛. Jadi, kehadiran Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya mengamankan status / menjamin keselamatan orang percaya selama-lamanya.
Apakah dampak berdiamnya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya? Pertama, Rasul Paulus mengingatkan kita untuk menyadari bahwa diri kita adalah Bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Saat melakukan apa pun, secara tidak langsung kita juga mengajak Allah Roh Kudus melakukannya. Jagalah kekudusan hidup dan kemurnian hati kita di hadapan Tuhan karena Allah tinggal di dalam diri kita. Saat kita makan, berlibur, browsing, posting foto di Instagram atau Facebook, posting perkataan di Tweeter, atau saat sendirian, apakah semua yang kita lakukan mencerminkan bahwa kita adalah pelayan Allah dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kita?
Kedua, saat menghadapi dosa, terkadang muncul tuduhan dari si jahat yang berkata, ‚Kamu mana mampu berhenti dari dosa ini? Sudah puluhan kali kamu jatuh bangun, paling-paling kamu hanya sanggup bangkit sebentar lalu kamu akan jatuh kembali, iya kan? Kamu tidak layak meminta pengampunan kepada Tuhan!‛ Sering kali, saat kita mau bangkit meninggalkan dosa, muncul tuduhan dalam hati kita bahwa kita tidak mungkin bangkit dan mengalahkan dosa. Apa yang harus kita lakukan dalam kondisi seperti itu? Kita dapat mengingat bahwa dalam hidup kita, ada Allah Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Kita tidak mampu, tetapi kasih karunia dan kuasa Roh Allah—yang sama dengan Roh yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati—akan memampukan kita untuk menang terhadap dosa (lihat Roma 8:11). [FL]

Menginsyafkan Dunia akan Dosa

Yohanes 16:4b-15

Seluruh karya Kristus di dunia merupakan karya sejarah yang hanya dapat dirasakan, diingat, dan disadari oleh manusia dengan pertolongan Allah Roh Kudus. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus berkata, ‚Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.‛ (16:7a). Saat Tuhan Yesus kembali kepada Allah Bapa, Dia mengutus Allah Roh Kudus untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (16:8). Kata ‚menginsafkan‛ adalah terjemahan dari kata Yunani ‚Elegcho‛ yang berarti membuktikan, meyakinkan, menerangi. Kehadiran Allah Roh Kudus membuat manusia di dalam dunia ini sadar akan adanya dosa, kebenaran dan penghakiman. Selain itu, kehadiran Allah Roh Kudus juga menahan pekerjaan si pendurhaka yaitu si Iblis yang merusak dunia melalui kejahatan dan dosa (2 Tesalonika 2:7). Allah Roh Kudus hadir di tengah dunia untuk membatasi kejahatan. Walaupun tidak ada penyebutan Roh Kudus dalam 2 Tesalonika 2, bisa diduga bahwa yang menahan kedurhakaan atau si pendurhaka adalah Allah Roh Kudus.
Kedua karya Allah Roh Kudus di dalam dunia—yaitu menciptakan dunia dan bersaksi tentang Kristus—berkaitan dengan dua kebenaran yang penting untuk kita perhatikan: Pertama, Allah tidak pernah mencip-takan kejahatan di dalam dunia. Sekalipun demikian, perlu disadari bahwa kejahatan tidak muncul begitu saja, tetapi muncul karena adanya penyimpangan dari apa yang baik yang telah Tuhan ciptakan. Sebagai contoh: Perzinahan adalah penyimpangan dari seks yang kudus yang merupakan sesuatu yang baik di hadapan Tuhan. Allah terus bekerja menahan kejahatan di dunia ini. Jikalau Allah membiarkan dunia ini dipenuhi kejahatan, mudah dibayangkan betapa hancurnya jika dunia ini dikuasai oleh kejahatan. Sudahkah Anda bersyukur kepada Allah yang telah membatasi kejahatan yang ada di dunia ini? Kedua, Allah terus bekerja menyatakan kebenaran di dunia bahwa Ia akan membawa setiap perbuatan manusia—baik yang baik maupun yang jahat—ke dalam pengadilan Tuhan (2 Korintus 5:10), sehingga manusia menyadari keberdosaan dirinya serta menyadari bahwa dirinya membutuhkan Juruselamat. Manusia tidak akan merasa membutuhkan Juruselamat sebelum ia menyadari bahwa ia tidak berdaya melawan dosa. Apakah Anda bergantung kepada Allah Roh Kudus saat berusaha menyadarkan orang-orang yang sedang Anda doakan untuk menjadi sadar akan dosa, kebenaran, dan penghakiman Kristus? [FL]

Menciptakan Dunia & Bersaksi Tentang Kristus

Yohanes 15:18-27

Kejadian 1:2 memperlihatkan bahwa sewaktu penciptaan, Allah Roh Kudus hadir serta berperan dalam menciptakan dunia. Saat Allah menciptakan manusia pun, Allah Roh Kudus juga terlibat (Kejadian 1:26, Tuhan berfirman, ‚Baiklah Kita ...‛). Dalam Ayub 26:13a tertulis, ‚Oleh nafas-Nya langit menjadi cerah,... .‛ Kata nafas di dalam bahasa Ibrani—yaitu ruwach—berarti Roh. Allah Roh Kudus berkuasa atas dunia dan segala isinya karena Allah Roh Kudus terlibat dalam penciptaan dunia.
Selain menciptakan dunia, karya Allah Roh Kudus dalam dunia adalah untuk bersaksi tentang Kristus. Dalam Yohanes 15:26, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Roh Kebenaran akan bersaksi tentang diri-Nya. Apakah hal itu berarti bahwa para murid Tuhan Yesus tidak perlu bersaksi? Tidak! Mereka tetap harus bersaksi (Yohanes 15:27), karena Allah Roh Kudus hadir mendiami setiap orang percaya untuk bersaksi tentang Kristus. Saat ini, kehadiran Allah Roh Kudus memampukan manusia untuk mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Karya Allah Roh Kudus dalam dunia—yaitu menciptakan dunia ini dan bersaksi tentang Kristus—mengajarkan dua hal kepada kita: Pertama, dunia yang indah merefleksikan keindahan Sang Pencipta. Bayangkan bahwa diri Anda berada di suatu tempat yang amat indah. Anda bisa menikmati udara yang segar, bunga yang berwarna-warni, aliran sungai yang bersih, gunung-gunung yang menjulang tinggi, langit yang cerah, dan matahari yang bersinar. Keindahan alam ini sewajarnya membuat pikiran kita tertuju kepada pribadi Allah yang amat kreatif dan berkuasa menciptakan alam semesta ini. Kapankah terakhir kali doa Anda dipenuhi dengan kekaguman akan Allah? Kedua, bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal Dia bukanlah murni pekerjaan atau usaha kita sendiri, tetapi pekerjaan Allah di dalam diri kita. Saat kita menemukan kesulitan dalam bersaksi—ditolak, ditentang, diejek, direndahkan—datanglah kepada Allah untuk memohon kekuatan, sehingga kita dimampukan untuk bersaksi tentang Kristus kepada dunia. Bila Anda ingin bersaksi, tetapi Anda tidak tahu cara melakukannya, yang perlu Anda lakukan adalah memohon supaya Tuhan memperlengkapi diri Anda, sehingga Anda bisa menjadi saksi-Nya. Jika gereja mengadakan pembinaan untuk menjadi saksi Kristus, sediakanlah waktu untuk mengikuti pembinaan itu. [FL]

Roh Kudus Bukan Sekadar Kuasa!

Kisah Para Rasul 5:1-11

Allah Roh Kudus bukan sekadar kuasa, melainkan salah satu pribadi Allah Tritunggal yang sejajar—tidak lebih rendah atau lebih tinggi—dengan Allah Bapa dan Allah Anak (Yesus Kristus). Dalam bacaan Alkitab hari ini, dikisahkan tentang sepasang suami istri—yaitu Ananias dan Safira—yang mendustai Roh Kudus (5:3). Sebutan ‚Roh Kudus‛ itu kemudian diganti menjadi ‚Allah‛, ‚... engkau bukan hanya mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.‛ (5:4). Secara tidak langsung, Rasul Petrus memberi tahu jemaat bahwa Roh Kudus bukan hanya sekadar kuasa, tetapi salah satu pribadi Allah. (Perhatikan bahwa dalam 10:38, Allah Roh Kudus itu dibedakan dengan kuasa Allah). Pribadi Allah Roh Kudus itu sempurna, sama seperti pribadi Allah Bapa dan Allah Anak.
Di dalam Alkitab, kita bisa melihat beberapa karakteristik (ciri khas) dari Allah Roh Kudus. Pertama, Allah Roh Kudus itu cerdas. Dialah yang mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan orang percaya akan semua perkataan Tuhan Yesus (Yohanes 14:26). Kedua, Allah Roh Kudus itu memiliki emosi. Dia bisa berduka cita bila orang percaya—yang adalah Bait Allah—hidup di dalam dosa (Efesus 4:30). Ketiga, Allah Roh Kudus itu memiliki kehendak. Adanya kehendak membuat Allah Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani kepada setiap orang percaya secara khusus—seperti yang Dia kehendaki—untuk membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:11). Ketiga karakteristik Allah Roh Kudus di atas memperlihatkan bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa yang impersonal (tidak berpribadi), melainkan merupakan suatu Pribadi yang memiliki kecerdasan, emosi, dan kehendak.
Jika Anda telah memahami bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa yang ada dalam kehidupan orang percaya, melainkan merupakan Pribadi Allah sendiri, apakah Anda telah memperlakukan Dia secara semestinya sebagai Allah yang harus disembah dalam kehidupan Anda? Apakah Anda telah benar-benar bersandar kepada-Nya dan menantikan pimpinan-Nya dalam seluruh kehidupan Anda? Sudahkah Anda memohon agar Anda bisa memahami dan melakukan firman Tuhan yang menjadi penuntun kehidupan Anda setiap hari? Apakah saat ini ada hal-hal yang menggelisahkan hati Anda dan Allah Roh Kudus mendorong Anda untuk mengaku dosa dan berbalik kembali kepada Allah? Kiranya Allah Roh Kudus senantiasa menjadi sumber kekuatan, penghiburan dan pengharapan bagi kehidupan Anda saat ini. [FL]

Kenaikan Kristus & Fokus Para Murid

Kisah Para Rasul 1:6-11

Setelah bangkit, Tuhan Yesus menampakkan diri selama 40 hari untuk mengajar murid-murid tentang Kerajaan Allah (1:3). Namun, kebersamaan selama 40 hari dan 3 tahun itu tidak membuat para murid memahami tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia, yaitu untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Saat para murid bertanya tentang pemulihan Kerajaan Israel, Tuhan Yesus tidak menjelaskan lebih lanjut tentang masa dan waktunya, namun Dia mengalihkan fokus utama para murid, yaitu agar mereka menjadi Saksi-Nya. Kata Saksi—dari bahasa Yunani Martus—berarti utusan yang pergi mewakili raja untuk menyatakan kuasa dari raja itu. Tuhan Yesus adalah Raja yang mengutus para murid untuk menjadi saksi-saksi-Nya.
Bagi setiap murid Kristus, menjadi saksi bukan pilihan, melainkan mandat dari Tuhan yang penuh kuasa, sehingga harus menjadi gaya hidup. Tuhan Yesus tidak berkata, ‚Kamu boleh menjadi saksi-Ku, tetapi boleh juga tidak‛, melainkan Dia berkata bahwa saat Roh Kudus turun, kamu akan menerima kuasa untuk menjadi saksi. Kata kuasa—dari bahasa Yunani Dyna—berarti to explosive (meledak). Ada dua tipe orang Kristen. Tipe pertama adalah orang Kristen yang hidupnya mengalir: bekerja setiap hari dan ke gereja tiap minggu. Tujuan hidup orang seperti ini adalah kenyamanan dan keamanan diri: muda kaya raya, tua sehat walafiat, dan mati masuk sorga. Tipe kedua adalah orang Kristen yang ‚meledak‛. Mereka tidak mengejar kenikmatan dan kenyamanan dunia, tetapi mengosongkan dirinya untuk dipenuhi dan dikuasai oleh Roh Kudus. Fokus hidupnya adalah menjadi Saksi Kristus di mana pun dan melalui apa pun yang mereka kerjakan. Orang Kristen tipe kedua ini adalah orang Kristen yang berani membayar harga, berani menyangkal diri. Orang Kristen tipe kedua ini seperti kaleng soda yang baru saja dikocok. Apakah Anda berani membuka kaleng soda seperti itu? Bila Anda berani, Anda akan menerima ledakan dari kaleng soda itu. Sebagaimana kaleng soda yang habis dikocok, kehidupan anak-anak Allah yang dikuasai Roh Kudus memperlihatkan dorongan dan kekuatan yang besar untuk menjadi saksi Kristus. Kita bukan sekadar pelajar, pekerja, pedagang, atau ibu rumah tangga dengan tempelan Kristen, tetapi kita adalah saksi-saksi Kristus yang menyatakan Kristus di rumah, gereja, sekolah, kampus, dan lingkungan kerja. Apakah fokus gaya hidup Anda adalah menjadi saksi Kristus? [FL]

Bila Umat Allah Hidup Tanpa Pemimpin

Hakim-hakim 21

Sikap suku Benyamin yang membela orang-orang dursila di Gibea, lalu memusuhi suku-suku Israel yang lain, merupakan kesalahan fatal. Bagi suku-suku Israel yang lain, suku Benyamin telah tersesat dan menjadi ‚musuh‛—sama seperti penduduk Kanaan—yang harus dibunuh bersama dengan istri dan anak-anak mereka. Akan tetapi, setelah suku Benyamin kalah dan melarikan diri, rasa persaudaraan yang mengikat mereka tumbuh kembali dan mereka merasa sangat kasihan terhadap suku Benyamin. Perang saudara membuat sisa suku Benyamin hanya enam ratus pria (20:47). Mereka sulit mencari calon istri karena umat Is-rael tak boleh menikah dengan penduduk asli Tanah Kanaan, sedangkan kesebelas suku di luar suku Benyamin telah bersumpah tidak akan mem-berikan anak-anak perempuan mereka untuk menjadi istri dari pria suku Benyamin. Bagi orang Israel, sumpah tidak boleh dibatalkan. Oleh karena itu, sumpah itu membuat suku Benyamin terancam punah.
Bangsa Israel yang berkumpul di Betel meratapi suku Benyamin, mendirikan mezbah, lalu mempersembahkan korban bakaran dan kor-ban keselamatan untuk memulihkan hubungan dengan Allah (21:1-4). Mungkin, pemberian persembahan korban itu dimaksudkan agar suku Benyamin yang tersisa bisa kembali menjadi bagian dari umat Allah. Saat umat Israel memeriksa diri, mereka melihat bahwa penduduk Yabesh-Gilead tidak ikut dalam kebersamaan umat Israel, sehingga mereka sepakat untuk membunuh penduduk Yabesh-Gilead, tetapi menyisakan wanita yang belum pernah menikah. Kemudian, umat Israel berdamai dengan suku Benyamin. Sisa suku Benyamin dipersilakan kembali dari tempat pelarian dan menempati tanah warisan mereka. Empat ratus gadis Yabesh-Gilead yang tidak ikut dibunuh diberikan menjadi istri para pria suku Benyamin. Sisa dua ratus pria suku Benyamin yang belum beristri diminta mengambil istri dengan cara menculik gadis Silo yang sedang menari dalam perayaan tahunan yang diadakan bagi Tuhan (21:19-23). Bagi orang percaya masa kini, riwayat bangsa Israel yang kita baca dalam kitab Hakim-hakim—terutama tiga pasal terakhir—terasa aneh dan menyedihkan. Hal ini terjadi karena bangsa Israel tidak memi-liki pemimpin nasional dan hidup semaunya sendiri (bandingkan dengan 21:25). Apakah Anda memiliki pemimpin rohani yang Anda taati? Apakah Anda bersedia dengan sukarela menaati kehendak Allah yang telah tertulis dengan jelas dalam firman-Nya? [RT/P]