Menjaga agar Terang Tetap Menyala

Imamat 24

Secara umum, hukum-hukum dalam Perjanjian Lama menyangkut dua hal, yaitu menyangkut upacara keagamaan (yang bersifat simbolik)dan menyangkut moral (praktik hidup). Dalam Imamat 24, TUHAN memerintahkan agar Harun—sang imam besar—menjaga agar lampu-lampu di depan tabir yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha-kudus selalu menyala (24:1-4), sedangkan umat Israel (suku di luar suku Lewi) bertanggung jawab untuk menyediakan minyak zaitun tumbuk yang diperlukan. Lampu-lampu itu mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah Terang Dunia (Yohanes 8:12) yang selalu menerangi kehidupan kita melalui firman-Nya, sehingga kita dapat memantulkan Terang itu dan kita pun juga menjadi terang yang menerangi dunia ini (Matius 5:14). Supaya bisa tetap menerangi dunia, kita harus selalu terhubung dengan Terang yang sesungguhnya (Yohanes 1:9). Perhatikan bahwa tugas menjaga agar lampu-lampu di depan tabir pemisah di Kemah Suci tetap menyala adalah tugas bersama antara umat (yang menyediakan minyak) dan imam atau imam besar yang mengawasi dan memastikan bahwa lampu-lampu itu tetap menyala.

Pada masa kini, setiap orang percaya bisa menjaga agar Terang Yesus Kristus tetap menyala melalui kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Kisah seorang laki-laki yang dihukum mati karena “menghujat nama TUHAN” (Imamat 24:10-16) merupakan peringatan bagi keluarga Kristen dalam mendidik anak. Dicantumkannya keterang-an bahwa ayah dari laki-laki yang menghujat nama TUHAN itu adalah seorang Mesir (24:10) memberi petunjuk bahwa menikah dengan seorang yang berasal dari luar umat TUHAN mengandung risiko besar! Zaman Musa adalah masa awal pemberian hukum Taurat. Penerapan hukuman secara tegas diperlukan supaya umat Allah tidak gampang melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah. Aturan “patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi” (24:20) tidak boleh dipandang sebagai hukum yang kejam, melainkan sebagai pembatasan terhadap tindakan kejam yang berlebihan yang umum dilakukan pada masa itu. Pada masa kini, keberadaan orang percaya sebagai terang dunia akan terwujud bila kita sungguh-sungguh menerapkan kasih kepada Tuhan dan kasih terhadap sesama. Apakah Anda selalu berjaga-jaga agar bisa terus-menerus memancarkan terang kepada dunia ini? [GI Purnama]