Melayani Tuhan adalah Kebanggaan

Bacaan Alkitab hari ini : Lukas 18

Terkadang kita berpikir bahwa semestinya Allah memberkati kita karena kita sudah melakukan yang terbaik atau telah berkorban dalam mengikuti Tuhan. Pikiran ini membuat Allah seakan-akan berhutang kepada kita dan Allah salah bila Dia tidak melakukan kewajiban-Nya memberkati kita. Cara berpikir seperti ini tidak jarang membuat banyak orang kecewa kepada Tuhan. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah bukanlah pihak yang berhutang sehingga Dia tidak wajib membayar hutang kepada kita (17:7-10). Tuhan Yesus menegur orang-orang yang menuntut agar pekerjaan mereka dihargai. Tuhan Yesus tidak bermaksud meremehkan pelayanan yang kita lakukan, tetapi Dia hendak menekankan sikap yang pantas bagi seorang hamba, yaitu mengetahui kewajibannya, taat melayani tuannya, tidak mengeluh, dan tidak menjadikan jerih lelahnya sebagai sesuatu yang dibanggakan. Dengan perkataan lain, seorang pelayan seharusnya bersikap rendah hati. 

Dalam kerajaan Allah, seorang yang melayani Tuhan harus bersikap sebagai hamba yang melayani. Orang Farisi beranggapan bahwa kesalehan mereka adalah alasan bagi Tuhan untuk mengasihi mereka. Mereka membanggakan segala sesuatu yang telah mereka lakukan dan menganggap diri mereka lebih baik daripada orang lain (18:11-12). Sikap yang diajarkan Tuhan Yesus berbeda dengan sikap orang Farisi. Seharusnya, kita melayani Tuhan dengan sukacita dan dengan penuh kasih karena Kristus telah menebus kita. Tuhan telah lebih dahulu menunjukkan kasih-Nya kepada kita. Penebusan-Nya menjadikan diri kita sebagai milik-Nya dan sepatutnya kita hidup bagi Dia. Bila kita bisa melayani Tuhan, pelayanan itu harus kita pandang sebagai hak istimewa yang Tuhan berikan. [LH]

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala
sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata:
Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;
kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
Lukas 17:10