Perintah Mengasihi Sesama

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 7:1-14

Matius 5:17-7:12 adalah penjelasan Tuhan Yesus tentang ajaran Perjanjian Lama (“hukum Taurat dan kitab para nabi”, 7:12). Dalam bahasa asli Alkitab (yaitu bahasa Yunani), kata pertama yang terdapat dalam 7:12 adalah kata Oun, yang artinya “oleh karena itu”. Kata ini menunjukkan bahwa 7:12 adalah kesimpulan dari ayat-ayat sebelumnya. Jadi, inti ajaran Perjanjian Lama adalah “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (7:12a). Perhatikan bahwa kata “seluruh” dalam 7:12 tidak ada dalam bahasa asli Alkitab. Dalam Matius 22:37-39, dijelaskan bahwa inti ajaran dari seluruh Perjanjian Lama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Oleh karena itu, Matius 7:12a yang hanya membahas kasih kepada manusia merupakan kesimpulan tentang salah satu dari dua inti ajaran Perjanjian Lama.

Dalam relasi para murid dengan sesama, Tuhan Yesus memperbarui perintah ini, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yohanes 13:34). Jadi, standar dalam mengasihi orang lain bukan hanya sekadar mengasihi seperti yang kita ingin agar orang lain perbuat terhadap diri kita, tetapi standar kita adalah mengasihi seperti yang Tuhan Yesus telah lakukan terhadap diri kita.

Allah telah menerima kita bukan berdasarkan prestasi atau kebaikan kita, Ia menerima kita apa adanya. Penerimaan inilah yang mengubah hidup kita, sehingga kita mampu mengasihi dan memuliakan Dia. Perubahan hidup terjadi karena adanya penerimaan. Perhatikan bahwa untuk bisa bertumbuh, tumbuh-tumbuhan memerlukan temperatur yang tepat. Kita tidak akan menemukan pohon stroberi di tepi pantai karena stroberi hanya dapat bertumbuh di tempat bercuaca dingin. Hal itu serupa dengan hidup manusia. Manusia memerlukan “temperatur” yang tepat untuk bisa bertumbuh. “Temperatur” itu adalah penerimaan, Penerimaan Tuhan terhadap diri kita membuat hidup kita berubah dari hidup yang penuh dosa menjadi hidup baru yang membenci dosa. Penerimaan Tuhan menimbulkan rasa aman untuk bertumbuh dan berubah. Bila selama ini, Anda mengharapkan perubahan dari orang-orang di sekitar Anda (istri, suami, anak, sahabat), sudahkah Anda memperlakukan mereka seperti Tuhan Yesus memperlakukan diri Anda? [FL]