Pengulangan Kesalahan dalam Keluarga

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 30

Sejarah terus berulang karena di bawah matahari ini “tak ada sesuatu yang baru” (Pengkhotbah 1:9). Di pasal 30, terdapat beberapa pengulangan terhadap kesalahan (dosa) yang pernah dilakukan oleh leluhur mereka. Pertama, ketidaksetiaan (ketidaksabaran) Rahel saat menanti penggenapan janji keturunan dari Allah membuat ia memberikan budaknya—Bilha—untuk menjadi gundik Yakub, agar Bilha dapat melahirkan anak bagi Yakub. Pada zaman itu, anak yang dilahirkan seorang budak perempuan bisa dianggap sebagai anak dari majikannya (yaitu Rahel). Hal serupa juga ditiru oleh sang kakak—yaitu Lea— yang memberikan budaknya—Zilpa—untuk menjadi gundik Yakub (Kejadian 30:1-13). Kedua peristiwa tersebut mengingatkan kita kepada Sara yang pernah melakukan hal yang sama (16:1-3). Kedua, peristiwa “pemerasan” oleh Lea kepada adiknya sendiri—Rahel—yang menginginkan buah dudaim (30:14-16) mengingatkan kita akan pemerasan yang dilakukan oleh Yakub pada Esau. Ketidaksetiaan terhadap janji Tuhan tersebut disempurnakan juga oleh Yakub sendiri, yang dengan tipu muslihatnya berhasil memperbanyak kekayaannya (30:29-43). Walaupun tipu muslihat Yakub merupakan tindakan penipuan terhadap penipu, tindakan seperti itu tetap merupakan hal yang tidak terpuji di hadapan Allah.

Walaupun dosa yang dipaparkan di atas tidak mendatangkan teguran atau hukuman Allah secara langsung, tidak berarti bahwa dosa seperti itu diizinkan Allah. Dalam lanjutan riwayat Yakub dan anak-anaknya, kita akan melihat bahwa dosa-dosa tersebut mendatangkan ganjaran di masa depan. Anak-anak yang tidak melihat teladan yang baik dari orang tua mereka akan meniru apa yang mereka lihat. Pelajaran untuk kita hari ini adalah: Pertama, jangan pandang remeh perbuatan dosa. Dosa yang terjadi dalam keluarga Yakub maupun leluhurnya selalu dimulai dengan pandangan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang sepele. Sekalipun demikian, ketidaksetiaan dalam hal-hal kecil bisa mendatangkan konsekuensi yang mengerikan. Kedua, jangan bersikap santai atau menganggap lumrah bila dosa yang kita lakukan tidak langsung mendapatkan ganjaran, karena Tuhan adalah Hakim yang adil. Dosa pasti akan mendatangkan hukuman! Marilah kita terus setia berpegang pada penggenapan janji-janji Allah dan jangan bermain-main dengan dosa! [Sung]