Dia Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan (Masa Sengsara)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 26:47-75

Tiga cerita berbeda yang kita baca hari ini memiliki kesamaan, yakni ketiganya menceritakan bahwa Tuhan Yesus membalas kejahatan dengan kebaikan:

Dalam cerita pertama (26:47-56), Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas kepada Yudas yang tak mau bertobat meskipun sudah beberapa kali diperingatkan. Ketika dikhianati Yudas secara licik melalui sebuah ciuman, Tuhan Yesus membalas dengan sapaan penuh kasih, “Hai teman” (26:50). Tuhan Yesus juga melakukan kebaikan kepada rombongan besar yang datang menangkap-Nya dengan pedang dan pentung, khususnya menyembuhkan telinga seorang hamba Imam Besar yang putus karena dipotong oleh Petrus (26:51; Lukas 22:50-51). Sikap dan tindakan Tuhan Yesus yang penuh kasih dan kuasa tersebut seharusnya menyadarkan Yudas dan rombongan orang banyak sehingga mereka bertobat. Namun, kesempatan baik ini mereka lepaskan begitu saja.

Dalam cerita kedua (Matius 26:57-68), Tuhan Yesus menghadapi pengadilan yang tidak adil. Meskipun telah menghalalkan segala cara, mulai dari tuduhan palsu, kesaksian palsu, hingga intimidasi fisik berupa ludah, tinju, dan pukulan, para pembenci Tuhan Yesus tetap tidak menemukan kesalahan apa pun dari-Nya. Saat diperlakukan secara tidak manusiawi seperti itu, Tuhan Yesus justru mengabarkan kabar baik kepada mereka, bahwa Ia adalah Mesias yang akan duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan akan datang sebagai Hakim pada akhir zaman. Bukannya bertobat, para pemuka agama justru menjatuhkan hukuman mati atas-Nya karena kabar baik tersebut.

Dalam cerita ketiga (26:69-75), Tuhan Yesus menunjukkan simpati yang mendalam kepada Petrus yang tiga kali menyangkal-Nya. Petrus sebenarnya sudah diperingatkan oleh Tuhan Yesus, namun ia tetap tidak waspada dan tidak sadar bahwa ia telah mengkhianati Gurunya. Dalam kondisi demikian, Tuhan Yesus memalingkan wajah-Nya dan memandang Petrus (baca Lukas 22:61). Pandangan inilah yang menyadarkan Petrus sehingga ia begitu menyesal dan menangis dengan sangat sedih.

Bacaan hari ini menjadi peringatan bahwa kita juga memiliki pengalaman yang sama dengan para tokoh di atas, meskipun dalam bentuk kesalahan yang berbeda. Saat ini, apakah ada sikap atau perilaku Anda yang tidak berkenan kepada Allah? Apakah Anda sedang jatuh dalam dosa tertentu? Selagi pintu pertobatan masih terbuka, segeralah bertobat supaya Anda tidak dihukum Allah. [TF]