Hidup Dalam Pengharapan

Bacaan Alkitab hari ini:

Roma 15:1-13

Menurut Hal Lindsay, seseorang dapat bertahan hidup selama 40 hari tanpa makan, 3 hari tanpa minum, 8 menit tanpa oksigen, tetapi hanya bisa bertahan 1 detik tanpa harapan. Artinya, pengharapan merupakan dasar kehidupan yang harus ada dan tetap ada jika manusia mau tetap bisa bertahan hidup. Kehilangan pengharapan itu menghilangkan semangat dan melumpuhkan kehidupan. Sebaliknya, pengharapan membuat hidup menjadi bergairah, karena pengharapan itu seperti sauh (jangkar) yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6:19).

Dalam bagian ini (Roma 15:1-13), Rasul Paulus menjelaskan bahwa pengharapan yang tersedia bagi jemaat Roma bersumber pada ketekunan orang percaya dan pada penghiburan yang berasal dari Kitab Suci (15:4). Jemaat harus bertekun untuk melaksanakan semua yang sudah dibicarakan dalam pasal-pasal sebelumnya, sesuai dengan maksud Tuhan dalam firman-Nya. Pengharapan Kristen itu menyangkut dua hal: Pertama, pengharapan Kristen itu berkaitan dengan ketekunan. Rasul Paulus berdoa agar saat menghadapi berbagai pencobaan, jemaat memiliki pengharapan yang bersumber dari Allah (15:13), agar mereka bisa tetap berdiri teguh dalam iman serta tetap bertahan hingga pada akhirnya, dan agar mereka tetap giat dalam pekerjaan Tuhan (1 Korintus 15:58, bandingkan dengan Yakobus 5:11). Kedua, pengharapan Kristen itu berkaitan dengan penghiburan. Dalam konteks yang luas, penghiburan itu diberikan Tuhan kepada jemaat yang teraniaya, sehingga mereka bisa tetap bertahan saat menghadapi berbagai tekanan yang timbul karena iman mereka kepada Kristus. Pengharapan merupakan sumber penghiburan bagi orang Kristen yang mengalami diintimidasi, dihina, disiksa, dipenjara, karena kesaksian iman mereka (Roma 8:35; 12:14). Penghiburan yang berlimpah-limpah itu bukan berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan sendiri (15:13).

Kita tidak bisa menghalangi datangnya keadaan yang membuat kita merasa kecewa dan putus asa. Ada banyak penyebab yang bisa membuat kita kehilangan pengharapan. Akan tetapi, ingatlah bahwa keputusan kitalah yang menentukan apakah kita akan tetap berpegang pada pengharapan yang kita miliki atau tidak. Bersandarlah kepada Tuhan, maka Ia—Sumber Pengharapan kita—akan melimpahkan pengharapan dalam hidup kita. [Souw]