Kerajaan Para Imam, Harta Kesayangan Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Keluaran 19

Setelah tiga bulan berjalan meninggalkan Mesir, Bangsa Israel sampai ke sebuah gunung di padang gurun Sinai. Berdasarkan penelitian para ahli, gunung yang dimaksud adalah Gunung Sinai atau dikenal pula sebagai Gunung Horeb. Dengan demikian, peristiwa yang dicatat dalam pasal 19 ini merupakan penggenapan terhadap janji Allah kepada Musa (3:12). Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita mengetahui bahwa Allah menyatakan kehadiran-Nya melalui peristiwa yang menakutkan (19:16-19). Keberadaan-Nya yang mahakudus sesunguhnya menggetarkan hati manusia. Setiap orang yang tidak layak di hadapan Allah pasti akan mati ketika berjumpa dengan Dia (19:10, 21, 22). Alkitab mengungkapkan bahwa manusia tidak mungkin berjumpa dengan Allah dengan mudah. Oleh karena itu, kesaksian seseorang—siapa pun dia—yang mengaku telah bolak-balik berjumpa dengan Yesus Kristus patut kita curigai kebenarannya. Rasul Paulus memberikan nasihat, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1 Tesalonika 5:21).

Meskipun kehadiran Allah sedemikian menggetarkan hati, namun Allah berlaku lemah lembut kepada umat-Nya. Allah yang mahakuasa itu telah menyatakan kasih-Nya dan memelihara umat Israel dalam kelembutan seperti induk rajawali yang mendukung anaknya ketika Dia mengeluarkan bangsa Israel dari Tanah Mesir (Keluaran 19:4). Keluaran 19:4 menyatakan hal-hal yang Allah lakukan kepada Israel di masa yang silam, sedangkan 19:5b-6 mengungkapan hal-hal yang akan terjadi pada Israel di waktu-waktu mendatang, yaitu bahwa bangsa Israel akan menjadi harta kesayangan Allah, menjadi umat yang kudus, menjadi kerajaan imam yang melayani dan beribadah kepada-Nya. Namun, ada persyaratan yang harus diperhatikan oleh bangsa Israel agar mereka bisa mewarisi janji-janji di atas, yakni bahwa mereka harus sungguh-sungguh mendengarkan dan menaati firman-Nya (19:5).

Sebagai umat yang telah menerima anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, seharusnya kita menjadi umat yang melayani dan beribadah kepada-Nya. Dalam kaitan ini, kita memiliki tanggung jawab untuk memberitakan kabar tentang Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal Dia. Akan tetapi, perhatikanlah bahwa kita pun juga harus mendengarkan dan melakukan sabda-Nya! [Pdt. Emanuel Cahyanto Wibisono]