Tempat Kudus bagi Allah

Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 26

Kemah Suci yang dibicarakan dalam pasal 26 adalah tempat kudus, bukan karena bahan-bahan mahal yang dipakai, tetapi karena Allah berkenan diam di sana (25:8). Ada anggapan bahwa gereja (tempat ibadah orang Kristen) seharusnya seperti kemah yang bisa dipindah-pindah, bukan tempat permanen. Berdasarkan anggapan ini, pendirian gedung gereja yang megah dianggap sebagai melawan kehendak Allah. Anggapan semacam itu merupakan pandangan yang sempit, bahkan sesat! Sadarilah bahwa Kemah Suci dibangun saat bangsa Israel sedang dalam perjalanan menuju ke Tanah Kanaan. Dalam perjalanan, tidak mungkin mereka mendirikan bangunan permanen sebagai tempat untuk menyembah Allah. Oleh karena itu, Allah sendiri yang menetapkan agar Musa memerintahkan bangsa Israel membangun Kemah Suci sebagai tempat bagi Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada umat Israel.

Pandangan keliru berikutnya adalah anggapan bahwa rumah Allah tidak boleh mahal. Jangan memboroskan uang untuk membangun rumah Allah (pada masa kini: gedung gereja)! Pandangan semacam ini tidak tepat! Ingatlah bahwa Kemah Suci dibangun dengan bahan-bahan yang mahal, sehingga Kemah Suci jelas lebih mewah daripada kemah-kemah tempat tinggal umat Israel. Pada masa kini, wajar bila gedung gereja yang dibangun di tempat sederhana berupa rumah sederhana. Akan tetapi, merupakan ironi (sesuatu yang tidak semestinya terjadi) bila para anggota gereja berdiam di rumah-rumah mewah, sedangkan gedung gereja jauh lebih sederhana. Membangun gedung gereja yang pantas adalah ungkapan penghormatan yang wajar kepada Allah.

Perlu diingat bahwa kekudusan rumah Allah tidak ditentukan oleh mahalnya bahan yang dipakai untuk membangun Kemah Suci, tetapi oleh kesediaan Allah menyertai umat-Nya. Ingat pula bahwa respons yang paling dituntut dari umat Allah adalah ketaatan terhadap perintah Allah sebagai wujud penghormatan terhadap kekudusan Allah. Musa harus membangun Kemah Suci berdasarkan contoh yang diberikan Allah, tidak boleh secara sembarangan (25:9). Perhatikan bahwa petunjuk yang diberikan Allah kepada Musa sangat terperinci, baik menyangkut isi Kemah Suci (pasal 25), maupun menyangkut kemah dan perlengkapannya (pasal 26). Apakah Anda bersedia menaati kehendak Allah sampai kepada hal-hal yang Anda anggap sebagai ‘hal-hal kecil’? [GI Purnama]