Jangan Melampaui Yang Tertulis

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Korintus 4

Jemaat Korintus adalah jemaat yang mengutamakan kemegahan, jabatan, dan hikmat dunia. Sikap mereka yang memakai standar mereka sendiri dalam menilai orang lain membuat Rasul Paulus merasa dihakimi. Kemungkinan besar, sikap sebagian anggota jemaat Korintus membuat Rasul Paulus merasa direndahkan dan diragukan otoritas kerasulannya. Nampaknya, Rasul Paulus merasa dianggap kurang berkarisma, kurang pintar, dan kurang berhikmat bila dibandingkan dengan Apolos. Pandangan semacam ini muncul karena Rasul Paulus memilih untuk tidak memakai kata-kata yang indah—menurut standar hikmat dunia—dalam memberitakan Injil. Kemungkinan, Rasul Paulus juga diremehkan karena ia dianggap sebagai orang yang miskin. Pada intinya, jemaat Korintus meragukan kerasulan Rasul Paulus dan pelayanannya karena mereka beranggapan bahwa diri mereka lebih pintar, lebih berharga, dan lebih diberkati secara ekonomi (4:9-13).

Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar mereka jangan menghakimi melampaui apa yang tertulis (4:6). Mereka harus waspada agar tidak menjadi sombong sehingga menghakimi Rasul Paulus berdasarkan standar mereka sendiri, bukan berdasarkan standar firman Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan agar mereka jangan lupa bahwa segala sesuatu yang mereka miliki—baik harta, kepintaran, kemampuan, dan hal lain yang mereka banggakan—adalah anugerah (pemberian) Tuhan (4:7). Rasul Paulus dan Apolos hidup dalam kesusahan, kerendahan, penderitaan demi melayani jemaat Korintus yang kaya, pintar, dan sejahtera (4:6,9-13). Hal ini seharusnya membuat jemaat Korintus merasa malu dengan apa yang mereka banggakan (4:14). Mereka seharusnya berterimakasih dan mengapresiasi pelayanan Rasul Paulus, bukan malah meragukannya!

Bagaimana sikap Rasul Paulus terhadap jemaat Korintus yang bersifat menghakimi? Rasul Paulus tidak menjadi kecewa dan goyah. Ia tahu bahwa Tuhanlah—bukan manusia—yang pantas menghakimi. Meskipun Rasul Paulus tidak merasa terganggu hati nuraninya (4:4), ia tetap menyerahkan penghakiman atas pelayanannya kepada Tuhan (4:4). Ia menyadari bahwa manusia sering salah menilai sehingga penghakiman manusia sering tidak tepat. Rasul Paulus juga hanya mengharapkan pujian dari Tuhan, bukan dari manusia (4:5). [GI Wirawaty Yaputri]