Kemah Suci Didirikan

Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 40

Kitab Keluaran diakhiri dengan pendirian dan pengudusan Kemah Suci serta perabot-perabot di dalamnya, serta penahbisan Harun sebagai imam besar dan penahbisan anak-anak Harun sebagai imam-iimam yang melayani dalam peribadatan bangsa Israel. Selesainya pendirian Kemah Suci dan penahbisan Harun dan anak-anaknya itu menandai dimulainya sistem peribadatan bangsa Israel. Struktur Kitab Keluaran yang dimulai dengan persiapan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Tanah Mesir dan berakhir dengan dimulainya sistem peribadatan menunjukkan bahwa bagi umat Allah, ibadah itu amat penting. Ibadah seharusnya menjadi sumber kekuatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sistem peribadatan dibangun sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan dan menguasai Tanah yang dijanjikan bagi mereka. Setelah sistem peribadatan dibangun, langkah mereka selanjutnya adalah hidup mengikuti pimpinan TUHAN yang memimpin mereka melalui awan yang menutupi Kemah Suci. Bila awan itu naik, bangsa Israel harus membongkar kemah mereka, lalu bergerak mengikuti ke mana pun awan itu bergerak memimpin mereka sampai awan itu berhenti. Bila awan itu berdiam di suatu tempat dan tidak naik, bangsa Israel berdiam di tempat itu.

Struktur Kitab Keluaran ini memberi petunjuk kepada setiap orang Kristen pada masa kini, bahwa kita perlu menjadikan ibadah sebagai prioritas dalam kehidupan kita. Sangat tidak wajar bila orang-orang beriman lebih memprioritaskan mengejar prestasi studi atau prestasi pekerjaan atau pergi berlibur dengan mengabaikan ibadah. Bagi sebuah keluarga Kristen, seharusnya yang merupakan prioritas adalah ibadah, bukan kesenangan atau prestasi. Perlu diingat bahwa langkah awal kehidupan yang memprioritaskan ibadah adalah pertobatan dan pembebasan dari dosa yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Pertobatan dan pembebasan dari dosa inilah yang merupakan makna simbolik dari peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Tanah Mesir. Marilah kita memeriksa diri kita masing-masing: Apakah Anda telah menjadikan ibadah sebagai prioritas dalam kehidupan Anda dan keluarga Anda? Apakah Anda telah mengalami pertobatan dan pembebasan dari dosa yang kita terima melalui iman kepada pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib? [GI Purnama]