Pertobatan Masal

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 9

Dua hari setelah perayaan pondok daun berakhir, umat Israel berkumpul dalam pertobatan masal dengan berpuasa dan berpa-kaian kabung. Pembacaan firman Allah selama tujuh hari berturut-turut mencelikkan mata rohani mereka, sehingga mereka sadar bahwa kondisi mereka sebagai budak di bawah penjajahan bangsa asing disebabkan oleh dosa mereka sendiri dan dosa nenek moyang mereka (9:36-37). Doa respons mereka berisi tiga pengakuan: Pertama,pengakuan akan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. Kedua,pengakuan akan kasih sayang Allah yang tak pernah berubah, yang memanggil bapa leluhur mereka—Abraham—keluar dari Ur-Kasdim, melepaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir, memelihara dalam perjalanan di padang gurun, mengaruniakan negeri Kanaan sebagai milik pusaka, dan memberkati mereka pada masa kerajaan. Ketiga,pengakuan akan dosa dan ketidaksetiaan nenek moyang mereka yang telah melawan hukum Allah dan membunuh para nabi utusan Allah yang membimbing mereka kembali ke jalan Allah, sehingga mereka dihukum Allah melalui tangan bangsa asing untuk membuat mereka menyadari dosa mereka dan kembali kepada Allah.

Firman Allah berkuasa mencelikkan mata orang untuk mengenal kekudusan dan keagungan Allah, serta kehinaan dan keberdosaan diri sendiri. Sama seperti bangsa Israel, bangsa kita masa kini sedang diperbudak oleh berbagai dosa, antara lain korupsi, narkotika, pornografi, pembunuhan, dan sebagainya. Dalam kondisi demikian, bangsa kita membutuhkan firman Allah yang bisa mencelikkan mata rohani agar sadar dosa dan mampu mengatasi permasalahan akibat dosa.Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mendoakan bangsa Indonesia dan mewartakan firman Allah kepada orang-orang di sekitar Anda? [TF]

Nehemia 9:3
“Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka.”

Permulaan Transformasi Rohani

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 8

Selesainya pembangunan tembok tak berarti tugas Nehemia selesai. Sebulan kemudian, ia mengumpulkan rakyat Israel untuk memasuki reformasi yang lebih penting, yaitu transformasi rohani melalui Taurat Musa yang dibacakan oleh Ezra. Firman Allah yang sudah lama sekali tak dibaca disambut dengan tiga sikap positif: Pertama, bangsa Israel menghormati firman Allah dengan bangkit berdiri saat Ezra membuka Taurat Musa, dan mereka menyambut pujian Ezra atas kebesaran Allah dengan berkata, “Amin, amin!” sambil berlutut sujud menyembah Allah dengan muka sampai ke tanah (8:1-7). Kedua, hati mereka terbuka untuk menerima pengajaran firman Allah. Setelah orang-orang Lewi mengajarkan makna Taurat Musa yang dibaca oleh Ezra, bangsa Israel menangis untuk mengungkapkan penyesalan atas dosa yang membuat mereka dihukum Allah, dan mereka bertekad untuk kembali kepada Allah (8:8-13). Ketiga, mereka menaati firman Allah. Saat mendengar perintah untuk merayakan hari raya pondok daun, bangsa Israel segera merayakannya sesuai peraturan. Pada perayaan itu, Taurat Musa dibacakan di antara bangsa Israel setiap hari (8:14-19).

Pengalaman Nehemia membuktikan bahwa tembok Yerusalem hanya berhasil menyatukan bangsa Israel secara fisik, tetapi hanya firman Allah yang berkuasa memuaskan dahaga rohani dan membalikkan hati bangsa Israel kepada Allah. Gereja masa kini tak boleh hanya mementingkan pembangunan gedung dan fasilitas fisik. Gereja perlu memprioritaskan mengajar jemaat untuk menghormati, merindukan, dan menaati firman Allah agar mengalami transformasi rohani menjadi semakin serupa dengan Kristus.Usaha apa yang Anda lakukan agar kerohanian Anda mengalami transformasi menjadi semakin serupa dengan Kristus?  [TF]

Nehemia 8:19
“Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.”

Rampungnya Pembangunan Tembok Yerusalem

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 6-7

Ajaran Alkitab bahwa Iblis bisa muncul dalam wujud “singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang bisa ditelannya” serta bisa menyamar sebagai “malaikat Terang” (1 Petrus 5:8; 2 Korintus 11:14) tampak dalam tindakan Sanbalat, Tobia, dan Gesyem—para musuh Israel. Setelah serangan mereka yang seperti “singa yang mengaum-aum”—berupa rencana pembunuhan—digagalkan (Nehemia 4), mereka mengubah strategi dan menyamar sebagai “malaikat Terang” dengan bertindak sangat licik, antara lain empat kali menawarkan kerja sama (6:1-4), mengirim surat terbuka berisi tuduhan palsu rencana pemberontakan Nehemia kepada raja Persia (6:5-9), dan menyuap Semaya agar bernubuat palsu untuk menjebak Nehemia memasuki Bait Allah, sehingga Nehemia bisa dicela karena sebenarnya ia tidak boleh memasuki Bait Allah (6:10-14). Akan tetapi, Nehemia berhasil mematahkan semua rancangan licik para musuhnya dengan mengandalkan kekuatan Allah melalui doa dan dengan bekerja sekuat tenaga dan segenap hati. Atas pertolongan Allah, seluruh tembok berhasil dibangun dalam waktu 52 hari yang membawa kemuliaan Allah, sekaligus membungkam kritikan dan hinaan para musuh (6:9, 15-16).

Iblis adalah aktor utama di balik semua serangan terhadap pelayanan, sebagaimana perkataan Rasul Paulus bahwa perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, melainkan melawan para penguasa dan penghulu dunia yang gelap (Efesus 6:12). Karena itu, pelayanan merupakan peperangan rohani yang tidak dapat dijalankan dengan mengandalkan hikmat dan kekuatan manusia, melainkan harus mengandalkan kekuatan Allah melalui doa.Bidang pelayanan apa yang Allah percayakan kepada Anda? Apakah Anda menjalankannya dengan kesadaran bahwa pelayanan itu merupakan suatu peperangan rohani? [TF]

Nehemia 6:16
“Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilakukan dengan bantuan Allah kami.”

Solusi bagi Gejolak Internal

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 5

Setelah berhasil menangkis serangan dari luar, Nehemia dan bangsa Israel menghadapi masalah besar dari dalam akibat ketidaktaatan terhadap firman Allah. Saat orang-orang miskin meminjam uang untuk membeli makanan dan membayar pajak raja, para pemuka dan penguasa yang kaya bukan hanya tidak melindungi sesama, melainkan mereka menerapkan bunga uang yang tinggi, menyita ladang, dan memperbudak—bahkan menjual—anak-anak miskin itu kepada bangsa asing sebagai ganti uang pinjaman yang tak mampu mereka kembalikan (5:1-5). Nehemia sangat marah melihat kondisi itu dan segera menyelesaikannya dengan dua cara: Pertama, ia mengkonfrontasi para pemuka dan penguasa dengan firman Allah dan memerintahkan mereka untuk bertobat dengan cara memberi bantuan tanpa bunga, menghapus utang, mengembalikan ladang, dan membebaskan anak-anak orang miskin yang sudah mereka perbudak dan menebus mereka yang sudah dijual kepada bangsa asing (5:6-13). Kedua, ia menolak menerima semua haknya sebagai bupati. Sikap ini bertolak belakang dengan para bupati sebelumnya yang merajalela memeras rakyat. Sebaliknya, ia menyumbangkan semua haknya untuk membantu orang miskin (5:14-19). Hasilnya, para pemuka dan penguasa bersedia menaati kembali firman Allah dan menjadi pelindung bagi sesama yang hidup dalam kemiskinan.

Saat gereja menghadapi pergumulan dan masalah internal, dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya mampu membimbing semua pihak untuk bersikap terbuka dan bersedia dikoreksi dan diubah oleh kebenaran firman Allah, tetapi juga mampu menjadi teladan di tengah jemaat melalui kehidupan yang tunduk kepada kebenaran Allah.Apakah prinsip ini sudah dipraktikkan secara maksimal di gereja Anda? [TF]

Nehemia 5:7a,9
Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan penguasa.... Kataku: “Tidak patut yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus berlaku dengan takut akan Allah kita untuk menghindarkan diri dari cercaan bangsa-bangsa lain, musuh-musuh kita?”

Doa dan Usaha yang Mengalahkan Ancaman

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 4

Perkembangan pembangunan tembok yang maju pesat menghadapi tantangan nyata dengan munculnya sekelompok musuh yang tidak hanya mengancam, tetapi sudah menyusun rencana menghentikan pembangunan dengan kekacauan dan pembunuhan. Menghadapi hal itu, Nehemia tidak hanya berdoa, tetapi juga memimpin seluruh bangsa untuk bekerja lebih keras dengan kewaspadaan tinggi. Pasal ini menampilkan tiga jenis orang dengan sikap berbeda terhadap pembangunan itu. Pertama, kelompok penentang yang dipimpin Sanbalat dengan sikap permusuhan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, yakni kemarahan, fitnah, hinaan untuk melemahkan semangat, sampai rencana pembunuhan (4:1-4, 7-8, 11-12). Kedua, bangsa Israel yang bekerja sekuat tenaga dan segenap hati di bawah pimpinan Nehemia. Meskipun sulit, mereka berhasil membangun tembok sampai setengah tinggi dan ujung-ujungnya sudah bertemu. Ketika ancaman makin gencar, semangat mereka semakin bertambah dengan bekerja siang malam tanpa henti sambil memegang senjata. Ketiga, Nehemia adalah pemimpin yang mengandalkan Allah dan selalu hadir di tengah umat untuk memberi semangat dan mengatur strategi pembangunan.

Kisah di atas memperlihatkan bahwa semakin giat kita melayani Allah, semakin nyata dan berat tantangan yang akan kita hadapi. Iblis yang selalu tidak senang melihat kemajuan pelayanan akan memakai berbagai cara untuk menghambat, melemahkan semangat, bahkan mengancam para pelayan Allah. Teladan Nehemia mengingatkan kita untuk tidak berhenti mengandalkan Allah melalui doa dan usaha yang tak kenal lelah dan segenap hati.Apakah Anda selalu mendoakan pelayanan Anda sambil terus meningkatkan kualitas pelayanan? [TF]

Nehemia 4:8-9
“Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana. Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.”

Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 3

Pasal ini mencatat dimulainya pembangunan kembali tembok Yerusalem. Daftar nama yang panjang di pasal ini memberi beberapa informasi menarik: Pertama, seluruh pekerjaan dimulai dengan pembangunan kembali dan penahbisan pintu gerbang Domba oleh imam besar Elyasib dan para imam. Keterlibatan para pemimpin rohani tersebut menjadi simbol permohonan kepada pertolongan Allah dan menjadi teladan bagi seluruh rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan (3:1). Kedua, seluruh pembangunan dilakukan secara serentak melalui pembagian berbasis keluarga, sesuai dengan daerah tempat tinggal masing-masing, serta dimulai dan diakhiri di gerbang Domba (3:1, 32). Ketiga, bangsa Israel dari segala lapisan berpartisipasi dalam pembangunan ini. Selain para penguasa daerah, di antara mereka terdapat tukang emas dan juru campur rempah (3:8), orang Lewi (3:17), imam (3:1, 22, 28), para budak di bait Allah (3:26), dan pedagang (3:32). Secara khusus, tercatat keterlibatan anak-anak perempuan Salum (3:12) dan para pemuka Tekoa yang menolak melibatkan diri (3:5).

Kisah di atas bisa dipelajari dari dua sisi yang berbeda. Dari sisi Nehemia, dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya punya visi yang jelas, tetapi juga mampu menularkan visi itu kepada orang-orang yang dipimpin, serta menerjemahkan visi itu menjadi strategi dan pelaksanaan yang konkret. Dari sisi bangsa Israel, dibutuhkan ketaatan dan kesehatian umat untuk berpartisipasi mewujudkan visi pemimpin. Kesediaan seluruh umat untuk bekerja bersama dalam kesehatian membuat pekerjaan besar menjadi ringan dan bisa diselesaikan dengan baik.Dari dua sisi di atas, apa yang menurut Anda perlu ditingkatkan di gereja Anda? Tindakan konkret apa yang dapat dilakukan untuk menghasilkan peningkatan itu? [TF]

Roma 12:4-5
“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain”

Tantangan yang Tidak Menjadi Halangan

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 2

Pengalaman Nehemia membuktikan bahwa tekad yang bulat dan visi yang jelas tidak menjamin bahwa pelayanan akan bebas tantangan. Setelah memutuskan untuk pulang ke Yerusalem membangun kembali temboknya, Nehemia menghadapi empat tantangan besar, yakni: izin raja Artahsasta (2:1-9), perlawanan penduduk lokal yang tidak menyukai kesejahteraan Israel (2:10, 19-20), kondisi tembok Yerusalem yang rusak parah (2:11-16), serta semangat para pemimpin dan pemuka bangsa Israel untuk melakukan pembangunan (2:17-18). Menghadapi semua tantangan itu, Nehemia melakukan tiga hal: Pertama, berdoa memohon agar Allah mengulurkan tangan-Nya yang penuh kemurahan untuk menyingkirkan halangan dan membuka jalan. Kedua, mengadakan pendekatan pribadi untuk membangkitkan semangat para pemimpin Israel agar bersedia mendukung proyek itu. Ketiga, dengan penuh keberanian menghadapi ancaman para penentang proyek itu melalui jawaban yang bijaksana. Di akhir kitab ini, kita diberitahu bahwa proyek ini selesai dengan baik karena pertolongan Allah dan melalui perencanaan yang matang serta usaha yang maksimal dari Nehemia dan seluruh bangsa Israel.

Pengalaman Nehemia mengajarkan kita untuk tidak menyerah saat menghadapi tantangan dalam pelayanan yang mungkin datang dari berbagai pihak. Tantangan justru mendorong kita untuk lebih bersandar kepada Allah, lebih membuka diri untuk menerima dan diterima oleh sesama rekan pelayan, dan tidak takut terhadap ancaman apa pun, karena Allah di pihak kita dan pasti membuka jalan.Apakah tantangan terbesar bagi pelayanan Anda dan gereja Anda pada saat ini? Apakah Anda sudah menerapkan pelajaran di atas untuk mengatasinya? [TF]

Nehemia 2:20b
“Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun.”