Mempercayai Allah di Tengah Bencana

Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 74

Datangnya bencana merupakan suatu keniscayaan (tidak mungkin dihindarkan). Umat Allah pun bisa mengalami bencana. Saat pemazmur menuliskan apa yang kita baca hari ini, Yerusalem dengan Bait Suci di dalamnya telah dihancurkan dan umat Yehuda telah dibawa sebagai tawanan oleh tentara Babel (perhatikan 74:1,3). Perkataan pemazmur, “Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya?” bukanlah pernyataan fakta bahwa Allah telah membuang umat-Nya secara permanen, tetapi merupakan ungkapan pemazmur yang diliputi kesedihan karena bencana yang telah menimpa umat Allah. 

Ada tiga hal menarik yang bisa kita amati dari ungkapan pemazmur selanjutnya: Pertama, pemazmur mengalami pertentangan batin. Di tengah bencana hebat yang secara manusiawi membuat pemazmur merasa putus asa dan tidak ada harapan (perhatikan 74:3-11), pemazmur tetap beriman bahwa Allah adalah Penyelamat (74:12). Kedua, yang membuat pemazmur tetap memiliki pengharapan adalah karena pemazmur mengingat sejarah: Pemazmur mengingat apa yang telah dilakukan Allah pada masa lalu (74:13-17). Ketiga, pemazmur memohon agar Allah mengingat dan menolong umat-Nya berdasarkan perjanjian antara Allah dan umat Tuhan (74:18-23). 

Apakah Anda pernah mengalami bencana yang menimbulkan kesedihan hebat dan yang membuat Anda merasa bahwa Allah membuang Anda untuk seterusnya? Saat Anda mengalami bencana, ingatlah kembali karya Allah dalam kehidupan Anda! Ingatlah bahwa Allah telah memberikan Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, untuk mati bagi kita dan menjadi jaminan bahwa Allah tidak pernah berhenti mengasihi Anda (Roma 8:32). [P

 

Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala,
yang melakukan penyelamatan di atas bumi.
Mazmur 74:12