Jangan Mendukakan Roh Kudus (Pra-Pentakosta)

Bacaan Alkitab hari ini:

Efesus 4:17-32

Salah satu hal yang membedakan kekristenan dengan kepercayaan lain adalah relasi antara orang percaya dengan Allah Tritunggal. Relasi ini didasarkan pada kasih Allah yang telah terlebih dahulu diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya, dan direspons dengan kasih dan pengabdian oleh orang-orang tersebut. Relasi ini kemudian menjadi dasar dari sikap dan tindakan seorang percaya dalam kehidupannya sehari-hari. Sikap dan tindakan yang dilandasi oleh relasi ini berbeda dengan kepercayaan lain yang umumnya mendasarkan sikap dan tindakan hidup pada aturan-aturan moral tertentu. Dalam kekristenan, saat seorang Kristen melakukan dosa, ia bukan hanya melanggar aturan-aturan moral, melainkan ia juga mendukakan hati Allah yang telah lebih dulu mengasihi dirinya.

Kasih merupakan penyebab mengapa seseorang dapat berduka cita atas apa yang terjadi pada diri orang lain. Semakin dalam kasih terhadap seseorang, semakin dalam rasa duka cita yang dia rasakan pada waktu orang yang dia kasihi itu melakukan hal-hal yang mengecewakan. Inilah yang membuat dosa-dosa yang terus dilakukan oleh orang percaya sangat mendukakan Roh Kudus. Perlu diingat bahwa penekanan Rasul Paulus bukanlah pada perasaan Roh Kudus, melainkan pada kenyataan bahwa orang percaya telah memiliki hubungan yang erat dengan Allah Tritunggal setelah mereka ditebus dan menjadi manusia baru. Orang percaya semestinya tidak lagi hidup untuk diri sendiri, melainkan hidup untuk Tuhan (lihat 1 Korintus 6:19-20). Sadarilah bahwa Roh Kudus telah dikaruniakan kepada setiap orang percaya pada saat orang itu sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus di dalam hatinya sebagai Juruselamat pribadinya.

Bila orang percaya terus hidup di dalam dosa, Roh Kudus berduka, namun Roh Kudus tetap tinggal di dalam diri kita karena Roh Kudus adalah meterai atau jaminan bagi orang percaya sampai tiba hari penyelamatan (4:30). Walaupun Roh Kudus tidak meninggalkan orang percaya, kehidupan orang percaya yang terus melakukan dosa akan kehilangan damai sejahtera. Orang Kristen yang terus melakukan dosa akan hidup dalam kegelisahan dan kekeringan rohani. Ia akan terus bergumul dan tidak tenang (Galatia 5:16-17). Kondisi semacam ini terjadi karena Roh Kudus adalah Allah yang Kudus dan tidak bisa bersikap toleran terhadap dosa. [WY]